'/> Puisi | Percakapan Sunyi dengan Waktu - Riki Yusaeri Puisi | Percakapan Sunyi dengan Waktu - Riki Yusaeri -->
Riki Yusaeri

Puisi | Percakapan Sunyi dengan Waktu

 

Puisi | Percakapan Sunyi dengan Waktu
Asap menari pelan di ruang yang tak bernama, menyulam gelap dengan sisa pikiranku sendiri
Asap menari pelan di ruang yang tak bernama,
menyulam gelap dengan sisa pikiranku sendiri.
Setiap helanya seperti doa yang ragu,
terangkat lalu hilang,
menyentuh langit-langit malam.

Ada meja yang setia menampung resah,
secangkir kopi dingin,
dan layar yang menatapku lebih lama,
dari siapa pun.

Di kejauhan,
angin membawa kabar dari timur,
tentang azan yang nyaris padam di dadaku,
tentang janji yang kutunda,
dengan alasan lelah yang tak pernah selesai.

Waktu duduk di seberangku malam ini,
tak banyak bicara,
hanya menatap seperti cermin,
yang menunggu aku jujur pada diri sendiri.

Ia berbisik lirih,
bahwa diam bukan berarti damai,
dan bergerak bukan berarti hidup.

Maka aku mulai belajar,
menyusun pagi dari reruntuhan malam,
menanam niat kecil,
di tanah kesadaran yang kering,
menyiraminya dengan keyakinan
yang belum sempurna.

Dan mungkin,
bila aku cukup setia menjaga pagi,
aku akan bertemu dengan diriku yang lain,
yang tak lagi berlari dari waktu,
tapi berjalan berdampingan dengannya,
menuju cahaya yang sama,
tempat segala doa menemukan rumahnya.



0 Response to "Puisi | Percakapan Sunyi dengan Waktu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel